Thursday, March 25, 2010

Pelajaran bagi Orang yang Memikirkan

Pelajaran bagi Orang yang Memikirkan
(faedah dari tafakkur dan tadabbur terhadap Ayat-ayat Allah)

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.(QS. Ali Imran:190-191)





Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna yang Allah telah ciptakan dibandingkan dengan makhluk yang lain, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam surat At Tin ayat 4.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”


Dan diantara kesempurnaan tersebut adalah bahwasanya Allah menjadikan Akal bagi manusia sebagai alat yang dengannya manusia bisa mengambil hal-hal yang bermanfaat dan meninggalkan hal-hal yang akan memudharatkan diri mereka.

Pada hakikatnya Allah tidaklah menjadikan manusia diatas muka bumi ini melainkan hanya untuk beribadah kepadaNYA (QS. Adz Zariyat :56), untuk itu maka manusia wajib untuk tunduk kepada Allah dengan melakukan amalan ketaatan baik dengan manjalankan perintahNYA maupun menjauhi laranganNYA secara lahir maupun batin. Oleh karena itu kesempurnaan dari manusia akn semakin nyata manakala mereka bisa mengoptimalkan jiwa dan raga mereka dalam rangka mencari keridhaan Allah melalui amalan sholeh.

Demikian halnya dengan akal yang telah Allah berikan kepada kita, maka ia akan semakin terlihat fungsi dan kedudukannya manakala digunakan tidak hanya sebagai alat untuk memikirkan hala-hal yang akan membawa kemaslahatan bagi diri seseorang, namun yang tak kalah penting adalah untuk mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat raya malaui tafakkur untuk menetapkan keesaan dan Keagungan Allah dan kebenaran secara umum, karena itulah salah satu diantara hikmah Allah menciptakan Alam ini

Firman Allah dalam surat At-Thalaq ayat 12

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْماً

Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”

Tafakkur adalah mengeluarkan pikiran untuk mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat Raya melalui pengamatan, untuk menetapkan sebuah kebenaran akan keesaan dan kekuasaan Allah dengan dilandasi Al Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman.

Tafkkur merupakan salah satu ibadah yang agung .Terdapat banyak Ayat di dalam Al Qur’an yang menyebutkan hal ini, dimana manusia diajak untuk berpikir,
Misalnya firman Allah :

Al Ghasiyah, ayat 17

أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan”

Al Mulk ayat 3

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقاً مَّا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِن تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِن فُطُورٍ

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang”


Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Ayat-ayat Allah terbagi menjadi dua bagian:



1. Ayat-ayat Syar’iah : Wahyu yang dibawa oleh para Rosul

Firman Allah (QS. Al Hadid: 9)

هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Quraan) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu”

2. Ayat-ayat kauniah ; Ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat Raya

Firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 164

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِن مَّاء فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan

Seorang muslim harus senantiasa beruasaha untuk memikirkan ayat2 Allah, baik syar’iah maupun kauniah, karena kedua hal tersebut saling berkaitan, dimana;

1. Ayat2 syar’iah merupakan pedoman yang akan mengarahkan seseorag dalam berpikir

2 .Ayat2 kauniah merupakan bukti nyata yang membenarkan Ayat2 syar’iah

Maka dengan hal tersebut akan menjadikan keyakinan yang semakin kuat dan lapangnya hati untuk menerima kebenaran, bahwasanya segala apa yang telah dikabarkan oleh Allah didalam Al Kitab (Al Qur’an) bukanlah sekedar informasi belaka, namun sebuah kebenaran yang haq yang dapat dibuktikan melalui tafakkur terhadap ayat2 Allah di jaga raya,

Firman Allah dalam surat An-Nahl :66-67:

وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُّسْقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهِ مِن بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَّبَناً خَالِصاً سَآئِغاً لِلشَّارِبِينَ
وَمِن ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَراً وَرِزْقاً حَسَناً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya”.

Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan”.


Oleh karena itu, akal yang sehat akan senantiasa sejalan dengan Nash yang shahih baik dari Al Qur’an dan Sunnah, karena keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu diciptakan oleh Allah untuk saling menguatkan,
Firman Allah :

أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ اخْتِلاَفاً كَثِيراً

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”. (QS.An Nisa:82)

Disamping itu hal ini akan melahirkan hujjah yang sangat kuat bagi kokohnya sebuah kebenaran yang tidak dapat untuk diruntuhkan oleh syubhat berupa keragu-raguan yang senantiasa dihembuskan oleh musuh2 Allah, sebagaimana hal ini terlihat dalam kisah Nabi Ibrahim ‘Alaihi salam yang diceritakan di dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah:(258-259)

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَآجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رِبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِـي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِـي وَأُمِيتُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan )." Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Demikianlah saudaraku fillah bagaimana Allah meninggikan kalimatnya melalui basirah dan hujjah yang nyata dari seorang pilihan yang lahir dari keyakinan yang kuat terhadap petunjuk Allah didalam ayat-ayatnya maka menjadi hinalah segala syubhat yang tidaklah didasarkan melainkan prasangka belaka.

Dari kisah ini menunjukkan kepada kita bagaimana tadbbur dan tafakkur terhadap ayat2 Allah akan melahirkan sebuah kesimpulan dan logika yang sangat sederhana untuk menetapkan Keesaan Allah, yang meruntuhkan keyakinan batil yang telah turun-temurun menjadi pegangan dari kaum yang tidak mengerti.

Saudaraku fillah....diantara faedah yang sangat besar dari tafakkur adalah,
penetapan akan keesaan Allah, baik dalam rububiah, uluhiah maupun Asma wa Sifat...Yang merupakan bagian dari Tauhid, yang akan menafikkan adanya sekutu bagi Allah. Hal ini dapat kita temukan apabila kita memperhatikan dan merenungkan ayat-ayat Allah baik syar’iah maupun kauniah,

Renungkanlah....


1. Tiap2 sesuatu pasti ada yang mengadakan ...

Saudaraku fillah....., apabila kita memperhatikan Alam ini maka akan kita dapatkan bahwa setiap sesuatu pasti ada yang mengadakan.contohnya sebuah rumah pasti dibuat oleh tukang batu atau sebuah meja pasti dibuat oleh tukang kayu atau semisalnya, maka sangat tidak logis apabila kita mengatakan bahwa meja tersebut tiba2 saja ada tanpa ada yang mambuat dan meletakkannya, demikian halnya kita mengatakan bahwa meja tersebut tidak mungkin membuat dirinya sendiri, maka demikian halNYA dengan jagat raya ini, mereka tidak mungkin ada tanpa ada yang mengadakan (menciptakan),

Firman Allah : (QS. AT Thur :35-36)

أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ   أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ    أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ   بَل لَّا يُوقِنُونَ

Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)”?

“Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini” (apa yang mereka katakan).

Maka Alqur’an memberikan jawaban akan hal tersebut bahwa Allahlah yang telah menciptakan dan berkuasa terhadap mereka, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam

Maka apakah masuk akal orang yang kemudian menjadikan Selain Allah sebagai Tuhan yang disembah, padahal berhala tersebut diciptakan dan mereka tidak menciptakan diri mereka sendiri apalagi langit dan bumi.

Dan bagaimana halnya dengan mereka yang menjadikan Nabi Isa Bin Maryam sebagai Tuhan yang disembah.
Mungkinkah seorang hamba yang diciptakan, disaat yang bersamaan dia juga menjadi Tuhan, yang menciptakan, maka siapakah yang menyembah dan siapakah yang disembah.
Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

2. Lihatlah kepada keteraturan Alam ini.....

Saudaraku fillah.... renungkanlah...
Bukankah Keterikatan sistem kehidupan di Alam jagat raya ini menunjukkan akan adanya pengatur yang tunggal, dimana hukum-hukum alam yang terpola dalam sebuah sistem yang tersusun dengan sempurna, akan sama kita dapatkan dimanapun kita menginjakkan kaki kita dimuka bumi ini?
sebagai contoh:
lhatlah kepada diri kita, bukankah setiap manusia dimanapun dia berada akan mengalami fase, dari janin di dalam rahim seorang ibu, lalu lahir, lalu tumbuh hingga dewasa, kemudian tua dan meninggal?,bukankah mereka semua butuh kepada makan dan minum dimanapun mereka berada? bukankah hal tersebut menunjukkan adanya Zat Yang Tunggal yang mengatur mereka?.

Firman Allah dalam Surat Al-mu’minun ayat 91:

مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِن وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ إِذاً لَّذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ

Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu”,

maka bagaimanakah orang yang kemudian menjadikan selain Allah sebagai Tuhan yang disembah sementara berhala tersebut tidak memiliki andil sedikitpun dalam penciptaan dan pengaturan Alam ini bahkan mereka diatur oleh zat yang Maha Rahman.
Firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 17

أَفَمَن يَخْلُقُ كَمَن لاَّ يَخْلُقُ أَفَلا تَذَكَّرُون

Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa) ?. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajara” َ

Saudaraku fillah...., inilah beberapa diantara ayat2 Allah yang menunjukkan kepada kita tentang keesaanNYA, maka dengan tafakkur dan tadabbur, insya Allah akan mengokohkan keyakinan terhadap kebenaran yang tidak akan mungkin tergoyahkan,
Seseorang yang memahaminya tentu akan menarik kesimpulan bahwa alangkah tidak pantas bagi kita untuk memalingkan ibadah kepada selain Allah, yang tidak memiliki hak sedikitpun, Laa Ilaaha Illallah...
Allah berfirman QS.2:21-22)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشاً وَالسَّمَاء بِنَاء وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقاً لَّكُمْ فَلاَ تَجْعَلُواْ لِلّهِ أَندَاداً وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”,

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah , padahal kamu mengetahuii.

Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini yang menjadi sebuah kaidah yang penting dalam hal peribadatan

“Al Khaaliqu li hadzihi Al Asyyaai hua Al Mustahiqqu bi Ibadatihi”

“Pencipta dari segala sesuatu, Dialah yang berhak untuk diibadahi”


Saudaraku fillah........

Diantara faedah dari tafakkur akan melahirkan keyakinan bahwa apa yang dijanjikan oleh Allah benar adanya yaitu hari pembalasan
firman Allah :

وَخَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan”.

ini merupakan Aqidah dari seorang muslim yang dahulu diingkari oleh orang-orang kafir sebagaimana firman Allah:

يَقُولُونَ أَئِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِي الْحَافِرَةِ أَئِذَا كُنَّا عِظَاماً نَّخِرَةً قَالُوا تِلْكَ إِذاً كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ

(Orang-orang kafir) berkata: "Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula” ?

“Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?"

Mereka berkata: "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan".

Subhanallah, ini merupakan perkatan yang sangat batil karena mereka adalah orang2 yang tidak memikirkan...

Allah berfirman:

أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى , أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَى, ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَى , أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَن يُحْيِيَ الْمَوْتَى

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)”?
“Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)”,
kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya”,
“lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.
Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?”


Renungkanlah.......saudaraku

1. Sesungguhnya Allah telah mengutus Para Nabi dan Rosul untuk menyampaikan Risalah yaitu dakwah tauhid (mensucikan Allah), Allah juga memerintahkan mereka untuk berjihad terhadap orang-orang yang menolak dan menentang mereka, hingga bahkan diantara mereka banyak yang terbunuh dijalan Allah.
Renungkanlah.... apabila kehidupan hanya di dunia saja, maka apakah apakah gunanya Allah mengutus mereka untuk menyampaikan risalah dengan berjihad, dan apabila ini diterima, berarti mereka mati dengan sia-sia padahal merekalah yang lebih pantas untuk mendapatkan segala kesenangan di Dunia karena mereka adalah orang yang paling dicintai oleh Rabbul ‘alamin dan orang-orang kafir tidak akan mungkin mendapatkan kesenangan sediktpun juga. sungguh ini merupakan sesuatu yang tidak logis...
2. betapa banyak orang-orang yang telah meninggal akan tetapi mereka belum mendapatkan balasan dari apa yang mereka telah usahakan.
Renungkanlah....apabila kehidupan hanya di dunia saja, maka dimanakah letak keadilan itu. ini sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal

Oleh karena itu pasti ada hari dimana setiap jiwa akan dibalas atas amalan mereka, dan mereka tidak dirugikan sedikitpun.itulah dia hari perhitungan yaitu hari akhirat. Seseorang yang memiliki akal sehat pasti akan memikirkan akan hal ini dan akan memahaminya.

Allah berfirman

إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعاً وَعْدَ اللّهِ حَقّاً إِنَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ بِالْقِسْطِ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُواْ يَكْفُرُونَ

“Hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah mati), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka”



Saudaraku fillah......

Dengan tafakkur, akan menanamkan keyakinan yang kuat pada diri seseorang bahwasanya Allah tidak menjadikan segala sesuatu sia-sia, melainkan mereka pasti akan dibangkitkan dan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang mereka lakukan di dunia. Inilah diantara hikmah Allah menyebutkan sifat para ulul Albab, sebagaimana firmannya didalam surat Ali Imran ayat 191:
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.


oleh karena itu saudaraku fillah yang dimuliakan oleh Allah,..................
marilah kita memanfaatkan waktu kita untuk banyak berdzikir dan bertafakkur akan segala sesuatu mudah2n Allah akan menanamkan keyakinan yang kuat akan Tauhid dan keimanan kita terhadap hari pengembalian, sehingga akan melahirkan kesungguhan dalam beramal untuk mempersipkan diri.
Mungkin saja banyaknya kaum muslimin yang kemudian lalai akan hal ini bukan karena mereka tidak meyakininya, akan tetapi tidak begitu tertanamnya hal tersebut dalam jiwa mereka, karena jauhnya mereka dari Al Qur’an dan memikirkan ayat-ayat Allah, semoga Allah menjadikan kita senantiasa istiqomah, dan semoga kita diwafatkan dalam khusnul khatimah dan dikumpulkan deng orang2 sholeh kelak, serta dijauhkan dari adzab neraka.

- Amin yaa Robbal ‘alamin -

Abusalmaa Faris Abdullah Ma'mun

0 komentar:

Post a Comment